Mendengarkan musik hampir menjadi kesukaan semua orang. Sulit rasanya menemukan orang yang tidak menyukai musik. Bagi kebanyakan orang, mendengarkan musik dapat menenangkan hati, mengembalikan mood, serta mengenang masa lalu. Berbagai jenis musik yang didengar orang dengan kesukaan yang berbeda-beda. Begitupun cara mendengarkannya, ada yang suka mendengar dengan volume rendah ada juga yang suka volume keras. Ada yang suka mendengar di ruang terbuka dan tempat ramai, ada juga yang suka mendengar sendiri dengan alat yang dipasang di telinga agar dapat di dengar dengan jelas.
Namun, penggunaan headset sebaiknya jangan berlebihan, seperti dipakai terus menerus saat tidur. Sebab, ada beberapa bahaya yang mengancam jika kalian menggunakan headset saat tidur. Yuk cek dulu bahaya menggunakan headset saat tidur di bawah ini.
Bisa Bikin Tuli
Kebiasaan mendengarkan musik pakai headset saat tidur sebenarnya sih boleh-boleh aja, asal nggak berlebihan. Soalnya kalo berlebihan, kebiasaan ini bakal mengancam kesehatan lho. Salah satunya adalah kerusakan telinga atau turunnya kualitas pendengaran. Penggunaan headset yang terlalu lama saat tidur dapat menyebabkan kerusakan pada rumah siput (koklea). Nah kalo rumah siput rusak, jadinya bakal bikin pendengaranmu rusak permanen. Oh ya, meskipun nggak sambil tidur, lebih baik kalian juga nggak berlebihan saat mendengarkan musik pakai headset ya. Meskipun efeknya nggak terjadi secara langsung, tapi hal tersebut bisa bikin resiko tuli di masa tua semakin besar.
Merusak Otak
Siapa sangka terlalu sering menggunakan headset pada saat tidur dapat merusak otak, ya hal ini berdasarkan penelitian bahwa gelombang elektromagnetik pada headset memiliki dampak tekanan dan kerusakan pada otak. Gelombang elektromagnetik ini lama-lama dapat merusak sel-sel otak. Selain itu penggunaan headset pada saat tidur tidak membuat otak kita benar-benar dalam keadaaan istirahat. Suara yang masuk ketika tidur masih membuat otak mengolah dan menerimanya sehingga sangat mengurangi istirahat otak. Jadi, penggunaan headset disamping memberi kenyamanan saat tidur juga memberi efek samping yang tidak baik.
Melukai Kulit Telinga
Earphone umumnya dibuat oleh Produsennya senyaman mungkin agar betah dipakai oleh penggunanya. Salah satunya adalah pemasangan perangkat karet atau silikon di ujung earphone agar tidak menyakiti telinga. Namun hal tersebut bukan berarti semua earphone terpasang dengan silikon pelindung. Banyak earphone yang dibeli dengan harga murah atau terjangkau namun ternyata tidak memiliki pelindung telinga berupa silikon tersebut. Jika hal ini kita anggap biasa dan tetap memakainya, lama-kelamaan kulit telinga akan lecet dan luka. Dalam keadaan lanjut luka ini akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada kenyatannya, tidak semua luka tersebut langsung mengering dan sembuh. Banyak kejadian, lecet tersebut kemudian mengalami infeksi sehingga membuat kulit liang telinga meradang. Oleh karenanya banyak orang sadar setelah telinganya mengalami pengeluaran cairan kekuningan dan berbau. Kejadian infeksi ini biasa disebut dengan Otitis Eksterna. Salah satu cirinya adalah nyeri yang amat sakit pada telinga, disertai cairan, dan bengkak pada kulit liang telinga.
Memunculkan Kotoran Telinga
Mendengarkan musik terlalu lama sampai tertidur dengan headset yang tertanam di telinga, artinya kalian mencegah kotoran telinga terbilas secara alami karena bantalan headset bertindak sebagai penyumbat. Hasilnya, kotoran telinga mengumpul, bahkan bisa menghalangi gendang telinga.
Menurunkan Kewaspadaan Telinga
Penggunaan headset pada saat tidur cenderung menurunkan kewaspadaan terhadap telinga. Semakin keras suara atau musik yang didengarkan semakin membuat kewaspadaan menurun. Disaat kita tidur, sistem pendengaran berfungsi sebagai alarm atau tana bahaya jika sesuatu yang mengancam didekat kita. Contoh adalah ketika bunyi alarm pagi membangunkan kita, beberapa diantara kita pasti terkejut, itu menandakan fungsi kewaspadaan pada telinga berfungsi.
Nah, bagaimana dengan kejadian keributan diluar kamar saat tertidur dengan menggunakan headset keras ? pastinya telinga tidak merespon dan dapat berakibat fatal terhadap situasi yang bahaya. Apalagi jika fungsi kewaspadaan itu telah menurun, saat terjadi hal berbahaya seperti gempa telinga yang awalnya dapat mendeteksi dan befungsi setelah kehilangan tingkat kewaspadaan bisa saja justru membahayakan kita.
Tinggalkan Komentar